21.4 C
New York
Sabtu, September 14, 2024

Buy now

spot_img

Undang Suryaman: Tukang Parkir Dirikan Sekolah Gratis

Muridnya ada 180 anak untuk tingkat RA, dan 90 anak yang belajar mengaji mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA.

Orang-orang memanggilnya Kang Jack Fikom, karena ia sering di Fakulitas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat. Ia bukanlah seorang mahasiswa apalagi dosen, melainkan hanyalah tukang parkir di kampus tersebut.

Di tengah keterbatasan ekonomi, siapa sangka laki-laki lulusan SD bernama asli Undang Suryaman itu berhasil mendirikan beberapa sekolah gratis setingkat TK.

Bagi seorang juru parkir, tentu saja mendirikan sekolah tidaklah mudah. Selain kekurangan materi, ia harus berhadapan dengan cibiran dan cacian dari banyak orang. Lalu, bagaimana ia akhirnya berhasil mewujudkan cita-cita mulianya itu?

“Ide pertama saya mendirikan sekolah gratis ini, karena dari pengalaman pahit waktu kecil. Saya memiliki keinginan tinggi melanjutkan sekolah, namun sangat sulit karena ekonomi keluarga,” ujar Kang Jack memulai kisahnya kepada Suara Hidayatullah, beberapa waktu lalu.

Akhirnya, ia hanya pasrah menerima nasib. Setelah tamat SD, teman-temannya melanjutkan ke jejang berikutnya, sementara ia hanya membantu orangtuanya untuk sekadar mencari sesuap nasi demi bisa bertahan hidup.

Karena itulah, ia tidak ingin anak-anak zaman sekarang punya nasib sepertinya. Di lingkungan tempatnya tinggal, pun banyak anak-anak yang tidak bersekolah. Itulah yang kemudian semakin mendorong Kang Jack untuk segera mendirikan sekolah gratis sebagai solusi bagi mereka yang tidak mampu.

“Ketika saya tanya anak dan orangtuanya, kendalanya sama seperti yang saya rasakan dulu,” jelas pria kelahiran Garut, 25 Mei 1975 ini.

Dari Teras Masjid

Penghasilan Kang Jack dari juru parkir sehari sekira 60 ribu rupiah. Sementara ia harus menghidupi istri dan empat orang anak. Tetapi baginya, materi terkadang tidak menjamin serratus persen kalau tidak ada niat dan kemauan yang kuat.

“Saya bersama istri memulai sekolah gratis tingkat TK dari teras masjid, karena belum punya bangunan sendiri,” ungkap suami dari Yani Novitasari ini.

Saat mengawali, ia mengajak anaknya sendiri dan anak-anak tetangga di sekitar rumahnya. Mulanya ia berniat mencoba, tetapi ternyata ada 18 anak yang mau  meskipun hanya belajar di teras masjid dekat rumahnya di gang Tumaritis, RT 3, RW 12, Kampung Babakan Loa, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Cibiran yang Berbuah Manis

Butuh waktu lama bagi Kang Jack memperoleh tempat untuk sekolah gratisnya. Sebelum di teras masjid, ia sebetulnya mengkontrak sebuah rumah, tapi hanya bertahan setahun karena sudah tak sanggup membayar ongkos sewanya.

“Sempat pindah ke rumah mertua. Untungnya dari keluarga sangat mendukung niat saya,” katanya bersyukur.

Demi mewujudkan cita-cita mulianya, ia pun rela menerima cacian dan cibiran dari orang-orang di sekitarnya. Banyak warga yang memandang sebelah mata, bagaimana mungkin tukang parkir yang hanya tamatan SD mampu mendirikan sekolah, gratis pula.

“Sehari-hari penuh dengan cibiran, tidak sedikit yang menyakitkan hati. Tetapi semua saya terima dengan lapang dada serta saya jadikan cambuk supaya lebih semangat bahwa saya pasti mampu. Subhanallah, tidak ada yang mustahil bagi Allah asal kita berani berusaha dengan penuh keyakinan dan berkorban dengan ikhlas. Allah membalasnya dengan cara apa saja dan lewat siapa saja. Itu di luar nalar saya,” imbuhnya penuh semangat.

Cibiran dan cacian itupun kini berbuah manis. Ia menerima penghargaan dari berbagai lembaga. Termasuk, menjadi bintang tamu di acara televisi nasional hingga banyak orang yang ingin turut membantunya.

Berdoa di Makkah

Kang Jack mengaku, bisa mendirikan bangunan sekolah itu setelah menerima penghargaan di salah satu acara televisi nasional dan diberi uang Rp. 100 juta. Uang itu sebagian dibelikan tanah, sebagian lagi untuk bangunan sekolahnya.

“Saat membangun, baru juga untuk pondasi uang sudah habis. Saya sempat bingung harus bagaimana. Tiba-tiba ada yang mengirim semen satu tronton,” kenangnya bersyukur.

Ia mengungkapkan, saat proses pembangunan terhenti karena ketiadaan dana, mendadak ada yang menelepon dan mengajaknya umrah, gratis. “Saya disuruh mengurus paspor, kalau nggak punya biayanya, diberi. Saya sama istri langsung membuat paspor,” tuturnya.

Kang Jack tidak memberi tahu tetangga jika hendak umrah. Mereka berangkat “sembunyi-sembunyi”. Saat itu mereka tidak punya uang untuk bekal, tiba-tiba ketika ingin berangkat, ada yang memberi uang dua juta rupiah. Lalu di Jakarta, orang yang memberangkatkan mereka umrah, juga memberi uang sebanyak 5 juta rupiah.

“Saai itu saya tidak percaya bisa berangkat umrah. Namun Allah memudahkan jalannya. Bekal ada yang kasih dan alhamdulillah sampai di Makkah,” katanya.

Waktu umrah tersebut, Kang Jack pun berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan melanjutkan pembangunan gedung sekolah 3 lantai. “Saya berdoa, jika baik untuk saya, mudahkan dan berikan jalan untuk membangun dan kalau tidak baik untuk saya, maka tutuplah jalan tersebut,” tuturnya.

Setelah itu, masyaAllah banyak orang yang menelepon, menanyakan kabar dan bahkan mentrasfer uang. Sepulang umrah, ia tak menyangka saat melihat saldo rekening yayasannya. “Ternyata ada 100 juta lebih, dari situ pembangunan bisa dilanjutkan,” ujarnya.

Tahun 2017, Kang Jack pun berhasil mendirikan gedung sekolah tiga lantai, dan diberi nama Raudatul Atfal (RA) Nafilatul Husna. Lantai satu dan dua digunakan untuk ruang kelas dan tempat bermain. Lalu lantai tiga untuk ruang serba guna dan tempat praktik memasak serta beberapa kamar untuk ia bersama keluarga.

Kang Jack bersyukur, sebanyak 180 anak bisa belajar secara gratis di bangunan tiga lantai tersebut. Dan ada sekitar 90 anak yang mengaji mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA.

“Kami juga baru saja membangun sekolah gratis kedua di kampung halaman di Garut. Semoga semua diridhai dan diberkahi Allah SWT,” tutupnya.

Penulis: Sirajuddin Muslim/Suara Hidayatullah

Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi April 2022

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,000PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles