Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebagaimana keluarga yang taat, kami selalu di masjid dan sekali waktu shalat berjamaah di rumah. Nah, ketika shalat jamaah di rumah sering kali kami kurang fokus.
Bagaimana cara kami untuk bisa fokus dan thumaninah shalat berjamaah di rumah. Atas perhatian dan jawabannya, saya ucapkan jazakumullah khairan katsira.
Hsn, Jakarta
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menjadikan kita dan Anda semua orang-orang yang senantiasa istiqamah menegakkan shalat. Walaupun nyatanya sampai saat ini masih merasa belum puas dengan capaian khusyu sebagaimana mestinya. Kita masih merasa harus terus menerus belajar shalat, karena belum mencapai taraf ideal.
Ada empat faktor yang menjadi sebab ingatan kita terpecah atau bercabang saat menjalankan shalat.
Pertama, karena sebab-sebab fisik atau jasmani, seperti capai, sakit, kurang gizi, terlalu banyak begadang, dan pubertas.
Kedua, oleh sebab lingkungan yang tidak mendukung, seperti rangsangan syahwat lain jenis, suara bising, udara terlalu panas atau terlalu dingin, dan bau yang menyengat atau merangsang indra penciuman.
Ketiga, sebab-sebab sosial kemasyarakatan, seperti hutang piutang. Tak jarang orang yang dililit oleh masalah hutang terus terbawa dalam shalatnya. Pikirannya terpecah dan konsentrasinya buyar. Demikian juga orang yang habis terlibat dalam konflik rumah tangga, mau tidak mau akhirnya khusyu secara batin membawa permasalahan hidupnya dalam shalat. Bukannya tidak boleh, tapi ada saatnya kapan mengadukan masalah hidup kepada pemilik dan penguasa kehidupan, Allah SWT.
Keempat, sebab-sebab kejiwaan, seperti panik, galau, takut berlebihan, marah, sedih, resah, gelisah, dan perasaan emosional lainnya. Itulah sebabnya, sebelum shalat diwajibkan bagi kaum Muslimin untuk terlebih dahulu membasuh mukanya, tangannya, kepalanya, dan kakinya dengan air wudhu. Diharapkan dengan wudhu tersebut dapat membersihkan kotoran jiwanya, hatinya, dan pikirannya. Dengan demikian, saat shalat emosinya sudah terkendali, dan sesudah shalat hatinya menjadi tenang (muthmainnah).
Dalam kitab Tahziibu Madarijis Salikin, Hudzaifah RA berkata, “Hati-hatilah dengan khusyu munafik!” Ada sahabat bertanya, apa yang dimaksud khusyu munafiq?
Ia menjawab, “Engkau melihat fisiknya khusyu sedang hatinya tidak.”
Khusyu secara lahir, termasuk thuma’minah dan i’tidal menurut sebagian besar fukaha hukumnya wajib. Adapun khusyu batin atau khusyu hati tidak semua orang dapat melakukannya secara terus menerus. Itulah sebabnya, para ulama tidak mewajibkannya. Syariat Islam mendorong dengan dorongan yang kuat agar setiap orang berusaha untuk melakukannya. Adapun hasilnya, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, ada yang mendapat pahala sesuai usahanya.
Oleh karena jika, sangat terpaksa shalat berjamaah di rumah, maka perhatikan hal di atas. Dan sebisanya shalat jamaah di rumah itu punya ruangan tersendiri. Jauh dari bisingnya televisi, radio dan sejenisnya, serta kondisi ruangan dalam keadaan rapi, bersih, dan tenang serta nyaman agar shalat menjadi khusyu.
Semoga Allah SWT membimbing kita utamanya anggota keluarga yang laki-laki istiqamah shalat berjamaah di masjid.*
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Agustus 2022