Selama manusia masih hidup, jangan harap dapat hidup tanpa cobaan, ujian, dan musibah. Itulah tujuan penciptaan manusia hidup di dunia; agar segera diketahui mana di antara mereka yang paling bagus amal perbuatannya (ahsanu’amala).
Dengan serangkaian ujian itu manusia akan terseleksi, mana emas dan mana yang sekadar loyang. Siapa yang berprestasi dan yang ‘merah’ nilainya. Atau siapa yang menjadi pemenang dan yang hanya menjadi pecundang.
Lalu apa bentuk ujiannya? Allah yang Maha Penguji membocorkan jenis ujiannya sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 155.
Ada lima macam ujian yang diberikan kepada manusia dan Allah akan memilihkan jenis ujian sesuai kehendak-Nya. Ada yang hanya diberi satu jenis ujian, ada yang dua, tiga, empat, atau kelimanya. Sebagai hamba yang beriman, kita hanya boleh menerimanya dengan segenap kepasrahan. Kita yakin terhadap keadilan-Nya saat memilih jenis ujian dan memberikan penilaian.
Adapun kelima ujian itu adalah:
- Ketakutan
- Kelaparan
- Kekurangan harta
- Kehilangan jiwa
- Gagal meraih keuntungan
Kelima jenis ujian itu bersifat pasti. Tidak seorang manusia pun yang bisa terbebas dari ujian tersebut. Allah SWT akan menilai bagaimana atau apa jawaban kita saat menerima ujian itu. Respon kita akan sangat menentukan lulus tidaknya dari ujian itu. Dalam menghadapi ujian hidup tersebut hendaknya kita:
- Jangan takut menghadapi ujian hidup
Ketika ditanya, ya Rasulullah SAW, siapakah manusia yang paling berat menerima ujian, cobaan, dan balak? Beliau menjawab; para Nabi. Ujian kita masih ringan jika dibandingkan dengan para mujahidin, syuhada’ dan shalihin, apalagi dibandingkan dengan para Nabi.
- Tidak lari dari tanggung jawab
Setiap nabi diberi tanggung jawab untuk dakwah di kalangan umatnya, demikian juga Nabi Yunus. Setelah ratusan tahun berdakwah, hanya segelintir orang yang berhasil diyakinkan sehingga hampir putus asa. Beliau tinggalkan medan dakwah meskipun hanya sesaat. Pada saat itu Allah langsung memberi teguran yang amat keras. Beliau dimakan ikan Hiu dan bertahan hidup beberapa waktu di dalamnya.
- Bangun percaya diri
Tatkala ujian datang, jangan merasa sendiri. Yakinlah bahwa di samping kita ada kekuatan Maha Besar yang siap menolong kapan pun. Jangan merasa berjuang sendiri dan harus menolong diri sendiri. Allah SWT siap mengulurkan tangan-Nya.
- Jangan takut ambil resiko
Hidup adalah tentang memilih dan setiap plihan mengandung resiko. Jangan ragu terhadap pilihan itu, termasuk tak ragu menanggung setiap resiko yang harus kita hadapi. Ingat bahwa Allah SWT tidak akan membebankan suatu beban kecuali kita sanggup memikulnya.
- Jangan cepat menyerah
Hidup adalah seni menikmati perjuangan. Hidup ini nikmat setelah kita berlelah-lelah dalam berjuang. Makan saja harus dikunyah. Justru dalam setiap kunyahan itulah letaknya kenikmatan. Silakan coba memakan sesuatu yang langsung masuk tenggorokan tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Itulah hidup. Jangan mudah menyerah. Walallahu’alam bishowab.*
Penulis: Hamim Thohari
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Februari 2022.