28.2 C
New York
Selasa, Juni 24, 2025

Buy now

spot_img

Tergesa-gesa

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda Azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” (QS. al-Anbiya: 37).

Ayat di atas awalnya ditujukan bagi kaum musyrik yang menantang Allah supaya segera mengazab mereka dengan siksa dunia. Atau segera mendatangkan kiamat sebagai balasan atas kedurhakaan mereka. Tapi juga berlaku untuk umat Muslim.

Allah telah mengingatkan bahwa segala sesuatu ditentukan atas kuasa taqdir-Nya. Misalnya urusan rezeki, jodoh, nasib, dan umur. Jangan memaksa Allah mengikuti kehendak kita. Empat hal itu telah tertulis di garis tangan masing-masing. Hindari sikap negatif kepada Allah dengan cara memaksakan diri. Tapi sebaliknya, terima taqdir-Nya.

Larangan bersikap tergesa-gesa ini bukan berarti anjuran kepada kaum Muslimin untuk menghindari sikap cepat tanggap yang merupakan sebuah keharusan.

Siapa saja yang ingin sukses di dalam hidupnya, mereka harus berlatih sejak kecil untuk cepat tanggap. Mereka harus melatih kepekaannya dan bersikap sesegera mungkin untuk memberi respon atasnya. Apalagi dalam menyiasati peluang serta tantangan di bidang usaha.

Bagi orang yang menempuh jalur sukses, itu tidak tersedia jalan lamban. Berjalan lamban pada jalur cepat akan mengganggu lalu lintas lainnya. Waktu untuk orang yang menempuh jalur sukses sangatlah berharga. Sedangkan berlamban-lamban sama dengan menyia-nyiakan waktu. Allah Ta’ala bersumpah atas nama waktu. Sebuah gambaran betapa berharganya waktu bagi orang-orang yang beriman dan menempuh jalan kesuksesan.

Peluang tidak datang setiap kali seperti yang kita kehendaki. Sekali datang, kita harus merespon secepatnya sebelum datang tantangan yang kadang tidak bisa diprediksi. Jangan sia-siakan kesempatan, karena bisa jadi itu kesempatan yang terakhir.

Lalu bagaimana membangun sikap cepat tanggap? Pertama, jangan membiasakan diri membuang-buang waktu dengan percuma. Pastikan jika kita termasuk orang yang tidak menghabiskan waktu tanpa tindakan yang bermakna.

Setiap tindakan sia-sia hanya akan merugikan diri sendiri serta orang lain. Jangan lamban dalam merespon keadaan. Orang lain akan gerah dan tidak suka jika kita lamban dalam melakukan pekerjaan. Orang lain bisa sewaktu-waktu memutuskan kerjasama dengan kita jika dinilai terlalu lamban.

Kedua, mulailah sekarang, karena hari esok belum tentu berpihak kepada kita. Jangan suka menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan hari ini harus tuntas hari ini. Demikian juga tantangan hari ini harus diselesaikan hari ini juga. Jangan berkata, besok, dan besok. Menunda pekerjaan sama saja dengan menunda kesuksesan.

Orang sukses seperti yang digambarkan Allah di dalam surat al-Ashr; senantiasa melakukan perkerjaan tepat waku. Orang yang beriman dan beramal shalih akan memaknai setiap kesempatan, peluang, dan tantangan dengan cerdas.

Dengan cara itu, in-syaAllah kita akan selamat sampai tujuan dengan membawa kesuksesan dan kemenangan. Kata kuncinya, waspada dan kendalikan diri.*

Penulis: Ustadz Hamim Thohari

Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Januari 2022.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,400PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles