25.7 C
New York
Sabtu, September 14, 2024

Buy now

spot_img

Takhrij Hadits dan Perhatian Ulama Madzhab terhadap Dalil Sunnah

Al-Qur`an dan as-Sunnah menjadi kajian ulama madzhab sejak terbentuknya, dan hal itu dilakukan secara berkesinambungan.

Madzhab-madzhab fiqih dalam Islam sepakat, bahwa al-Qur`an maupun Sunnah merupakan rujukan di dalam pengambilan istimbath atau kesimpulan hukum. Di samping ada ijma’ dan qiyas yang digunakan oleh madzhab empat yang mu’tabar.

Dengan demikian, dalil baik al-Qur`an atau Sunnah sudah menjadi kajian ulama madzhab sejak terbentuknya, serta hal itu dilakukan secara berkesinambungan. Sedangkan para ulama adalah orang-orang yang memiliki otoritas di bidangnya hingga akhirnya mahdzab terbangun kokoh di atas dalil-dalilnya.

Dan hasilnya, masing-masing madzhab memiliki produk berupa kitab-kitab yang menunjukkan dalil-dalil dari al-Qur’an serta Sunnah yang menjadi pijakan dalam madzhab.

Tak cukup sampai di situ, para juga ulama telah menulis takhrij Hadits-hadits yang terdapat pada kitab-kitab fiqih madzhab. Yakni, yang menjelaskan mengenai asal-usul Hadits dari kitab-kitab Hadits, juga penghukuman terhadap Hadits-hadits itu. Tidak jarang mereka juga menjawab kritikan madzhab lain terhadap Hadits-hadits yang mereka gunakan sebagai dalil.

Kitab-kitab Takhrij dalam Madzhab Hanafi

Untuk menjelaskan dalil-dalil dari Hadits di madzhab Hanafi, al-Hafidz Murtadha az-Zabidi, ulama Hadits madzhab Hanafi ini, telah menulis al-Jawahir al-Munifah fi Ushuli Adillati Madzhab al-Imam Abi Hanifah. Kitab ini berisi Hadits-hadits yang diriwayatkan langsung oleh Imam Abu Hanifah dari Rasulullah SAW mengenai 447 permasalahan fiqih.

Sedang ulama Hadits India, Dzafar Ahmad Utsmani at-Tahanawi, menulis karya bernama i’la as-Sunan. Kitab ini berisi Hadits-hadits hukum yang dijadikan dalil madzhab Hanafi.

Di samping memiliki kitab-kitab khusus tentang dalil madzhab, kitab-kitab takhrij dalil-dalil madzhab Hanafi sendiri tak sedikit, antara lain ath-Thuruq wa al-Wasail fi Takhrij Ahadits Khulashah ad-Dalail oleh Abdul Qadir bin Muhammad al-Qursy, yang merupakan takhrij Hadits-hadits yang terdapat pada Khulashah ad-Dalalil fi Tanqihi al-Masail.

Demikian juga, takhrij Hadits Syarh al-Mukhtar yang merupakan karya al-Hafidz Qasim bin Quthlubugha al-Hanafy. Lalu, al-Iniyahah fi Takhrij al-Hadits al-Hidayah karya dari Muhyiddin al-Qursy al-Hanafy serta al-Kifayah fi Ma’rifati al-Ahadits al-Hidayah oleh Alauddin Ali bin Utsman al-Mardini. Juga Nashb ar-Rayah li al-Hadits al-Hidayah oleh al-Hafidz az-Zaila’i. (Ar-Risalah al-Mustathrafah, hal. 188, 189).

Kitab-kitab Takhrij dalam Madzhab Maliki

Al-Muwaththa’ karya Imam Malik merupakan kitab Hadits yang menjadi panutan para ulama madzhab Maliki. Sebagai bentuk perhatian terhadap dalil-dalil Hadits yang mereka gunakan, maka para ulama madzhab Maliki mentakhrij Hadits-hadits dalam kitab-kitab fiqih mereka.

Beberapa contoh kitab yang berkonsentrasi di bidang ini antara lain al-Hidayah fi Takhrij al-Ahadits al-Bidayah karya al-Muhaddits Ahmad bin Shiddiq al-Ghumari, Takhrij al-Ahadits al-Waridah fi al-Mudawwanah oleh Syeikh Thahir Muhammad ad-Dardiri, al-Ithaf bi Takhrij al-Ahadits al-Isyraf oleh Syeikh Badawi Abdushamad Thahir Shalih, Takhrij al-Ahadits Kifayah ath-Thalib ar-Rabani karya Abu Araki as-Syaikh Abdul Qadir, Takhrij al-Ahadits Hasyiyah ash-Shafthi karya Dr Umar Ma’ruf dan kitab-kitab takhrij lainnya.

Kitab-kitab Takhrij dalam Madzhab Syafi`i

Sejak mulai dari imam madzhab, kitab fiqih yang ditulis itu menyertakan dalilnya. Dalam hal ini, al-Umm karya Imam asy-Syafi’i, meski merupakan hasil ijtihad fiqih, tetapi disertakan di dalamnya dalil-dalil, baik al-Qur`an maupun Hadits serta dalil-dalil lainnya.

Sedangkan Imam al-Baihaqi membukukan hujjah-hujjah Sunnah dalam madzhab asy-Syafi`i dalam karya yang cukup besar berjudul Ma’rifah as-Sunan wa al-Atsar.

Adapun untuk kitab-kitab takhrij Hadits, Badr al-Munir adalah kitab takhrij Hadits-hadits Syarh al-Kabir karya Imam ar-Rafi’i. Al-Hafidz Ibnu al-Mulaqqin kemudian meringkasnya menjadi Khulashah Badr al-Munir, kemudian diringkas lagi menjadi Muntaqa Khulashah Badr al-Munir.

Si murid, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani juga melakukan takhrij terhadap Hadits-hadits Syarh al-Kabir yang bernama Talhis al-Habir. Imam as-Suyuthi juga memiliki karya berjudul Nasyr al-Abir, yang juga merupakan takhrij terhadap Hadits-hadits Syarh al-Kabir.

Selain tiga nama di atas, sejumlah ulama asy-Syafi’iyah juga menulis karya dalam takhrij Hadits-hadits di Syarh al-Kabir, di antara mereka adalah Qadhi al-Qudhat Abu Umar bin Abdil Aziz al-Hamawi asy-Syafi’i, Badruddin Ibni Jam’ah al-Kinani asy-Syafi’i serta Badruddin az-Zarkasyi.

Selain takhrij Syarh al-Kabir, al-Hafidz Ibnu al-Mulaqqin juga menulis karya terkait takhrij Hadits-hadits dalam kitab al-Wasith karya Imam al-Ghazali yang bernama Tadzkirah al-Ahyar. Ibnu Al Mulaqqin juga memiliki karya takhrij Hadits-hadits al-Muhadzdzab karya Imam asy-Syirazi. Dia juga melakukan takhrij terhadap Hadits-hadits di kitab Minhaj ath-Thalibin yang merupakan rujukan madzhab asy-Syafi’i muta’akhirin yang berjudul Tuhfah al-Muhtaj.

Takhrij Hadits dalam Madzhab Hanbali

Para ulama madzhab Hanbali juga melakukan apa yang telah dilakukan oleh para ulama madzhab lainnya, yakni melakukan takhrij terjadap Hadits-hadits yang ada pada kitab-kitab fiqih mereka.

Salah satu dari mereka, adalah al-Hafidz Dziya`uddin al-Maqdisi yang mentakhrij Hadits-hadits yang terdapat pada kitab al-Kafi karya Ibnu Qudamah al-Maqdisi. Al-Hafidz Ibnu Abdil Hadi, ulama Hadits dari madzhab Hanbali, juga mentakhrij kitab at-Tahqiq karya al-Hafidz Ibnu al-Jauzi bernama Tanqih at-Tahqiq.

Penulis: Thoriq/Suara Hidayatullah

Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Desember 2021.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,000PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles