Pulau Ende merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini pun bisa dibilang unik. Karena, seratus persen penduduknya Muslim. Padahal, penduduk NTT mayoritas beragama Katolik.
Di pulau ini nyaris tidak ada air tawar. Untuk kebutuhan air minum, warga harus menyebrang ke kota Ende untuk membeli air dalam kemasan galon.
Ada beberapa desa yang airnya asin seperti Desa Ekoreko, Pu’utara, Aejeti, dan Kazokapo. Sedangkan desa lain airnya payau, sehingga bisa dimanfaatkan untuk air minum, memasak, maupun kebutuhan sehari-hari.
Untuk menuju Pulau Ende, dari kota Ende dibutuhkan waktu sekira 1 jam dengan menggunakan perahu motor mengarungi Laut Flores.
Pada Kamis, 24 Maret 2022 lalu, Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) telah menyalurkan al-Qur’an di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Nurul Ummah di Kecamatan Pulau Ende.
Kegiatan berbagi ini merupakan salah satu program YAWASH, yaitu “Gerakan Wakaf Sejuta al-Qur’an untuk Negeri”. Program ini disambut baik pihak sekolah, dan bahkan dibuka langsung oleh Kepala Sekolah MAS Nurul Ummah, Amirudin Baranuri, S.Pd.
“Alhamdulillah, kami sangat bahagia dengan adanya program ini. Tentunya ini sangat membantu sekolah kami. Apalagi saat ini kami sangat membutuhkan al-Qur’an,” ujar Amirudin.
“Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal dan menjadi pemberat amal kebaikan bagi para donatur, pengurus, dan relawan,” imbuhnya.
Salah satu murid MAS Nurul Ummah, Fitri Baharudin, mengaku bahagia dapat al-Qur’an. “Akses untuk mendapatkan al-Qur’an di sini sangatlah susah. Karena itu dengan bantuan ini kami sangat senang, Alhamdulillah,” ucapnya.
Amirudin mengapresiasi program YAWASH ini. Ia sangat berterima kasih. Sebab, ada beberapa kendala di sekolah mereka. Selain itu, jarak dari Pulau Ende ke kota Ende cukup jauh. Juga karena rata-rata pekerjaan orangtua murid adalah nelayan yang hanya bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
“Kami ingin membebankan kembali kepada murid untuk mengadakan al-Qur’an. Tapi tidak baik juga karena rata-rata orangtua mereka adalah nelayan. Maka, dengan bantuan ini kami sangat bersyukur dan berterima kasih,” ungkapnya.
Di akhir acara, Amirudin menyampaikan satu harapan. “Saya berharap Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah bisa membersamai dan bersinergi dengan kami untuk program lainnya seperti pengadaan buku Iqra’ serta perlengkapan ibadah shalat,” katanya.
Masih banyak saudara kita di negeri ini yang sangat membutuhkan al-Qur’an, buku Iqra’, sarung, dan mukena. Karena itu, yuk, kita bantu mereka.
Penulis: Ibrahim, Dadang Kusmayadi/Suara Hidayatullah
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2022