Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Jawa Timur Prof. Dr. Thohir Luth M.A, usia seorang pelaku dakwah dan para ulama adalah usia perjuangan.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menjadi pemateri pada Rakowil Dewan Da’wah Jawa Timur di daerah Trawas, Mojokerto, beberapa waktu lalu.
“Sebagai pelaku dakwah atau mujahidin. Jangan sekali-kali menyebut usia kita ini dengan label usia muda atau tua. Sudah terlalu tua untuk berdakwah atau kalian masih muda dalam jalan dakwah,” tegasnya.
Thohir menjelaskan, usia perjuangan itu selamanya. Betapa banyak ulama atau pelaku dakwah, wafat di usia muda. Namun, umur perjuangan dengan langkah jejak dakwah, pemikiran serta karya mereka hingga kini dapat diteladani. Maka jadikan usia perjuangan secara maksimal, dengan menggerakan semua potensi yang ada.
“Kalau kita berpegang pada batas usia muda atau tua, itu akan menjadikan kita seperti mayat-mayat yang berjalan. Sebab, usianya tak banyak manfaat kepada umat manusia,” imbuhnya.
Thohir pun berpesan agar tak mencintai istri dan anak-anak secara berlebihan, karena sesungguhnya mereka itu “perhiasan dunia” sekaligus fitnah.
Lantas bagaimana agar mereka tidak menjadi seperti itu? “Ajaklah mereka ikut terjun berdakwah. Sehingga mereka memiliki peran mengoptimalkan umurnya menjadi usia perjuangan. Dan in syaAllah kita akan dipertemukan kembali oleh Allah SWT dalam surga-Nya.”
Penulis: Akbar Muzakki/Suara Hidayatullah
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2022
