Konsep sehat dalam Islam itu bukan fisiknya, tetapi sehat qalbunya terlebih dahulu. Itulah yang ditekankan oleh praktisi Thibbun-Nabawi, Zaidul Akbar, ketika mengisi kajian di Masjid al-Madani, Surabaya, pertengahan Februari lalu.
“Bagaimana caranya makanan sehat ini menyehatkan qalbu Anda?” tanya Zaidul.
“Baca doa sebelum makan,” jawab salah seorang jamaah.
Betul, kata Zaidul, itu salah satunya. Namun ia menegaskan, secara fisik qalbu tak membutuhkan makanan yang banyak, tetapi yang sehat dan cukup. Apa buktinya?
“Ada ustadz meruqyah jamaahnya. Bereaksi, karena memang ada gangguan jin. Ini ustadz sepertinya mengikuti kajian saya. Setelah jamaahnya tenang, dia kasih kurma dan tempe. Apa yang terjadi? MasyaAllah, reaksinya sama ketika waktu diruqyah,” paparnya.
Dari kejadian tersebut, Zaidul menyimpulkan bahwa jin tidak suka makanan yang sehat. “Kalau ada orang suka makanan nggak sehat, itu berarti kerasukan jin,” selorohnya disambut tawa jamaah.
Menurutnya, orang yang tidak suka makanan sehat, berarti dia belum mampu mengatur qalbu. “Itu tanda qalbunya masih didominasi hawa nafsu,” katanya.
Lalu, bagaimana caranya agar makanan sehat itu bisa menjadi nutrisi bagi qalbu? Kata Zaidul, ketika makanan-makanan sehat itu disedekahkan kepada orang lain.
“Baca doa sebelum makan, betul. Namun, ada yang lebih dahsyat, yaitu sedekah,” tegasnya.
* Achmad Fazeri/Suara Hidayatullah
*Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Maret 2020