Menumbuhkan Sikap Sopan Santun–Ini kisah dari seorang aktivis kegiatan sosial yang mencoba mencari donatur untuk kegiatan yang akan dilakukan bersama komunitasnya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang ibu yang bermurah hati. Istri sang jenderal itu hendak meminjamkan lahan yang cukup luas berikut bangunannya untuk kegiatan pendidikan dan sosial tanpa imbalan apapun.
Ibu itu tampak santun. Suaranya lembut, banyak tersenyum, dan mudah terharu, sehingga saat berbicara air matanya kerap bergulir di pipinya. Hal itulah yang membuat penasaran sang aktivis kegiatan sosial itu, apa yang menyebabkan sosok ibu itu bagaikan intan yang berkilau dan begitu menawan hati.
Kemudian seorang teman aktivis yang mengenal dekat istri sang jendral bercerita ibunda dari istri sang jenderal itu memang sangat santun, berhati lembut, dan penuh rasa hormat kepada siapa pun.
Kini, di tengah problematika kekerasan di dunia pendidikan baik secara fisik maupun verbal kepada anak, sikap sopan-santun, dan rasa hormat seakan menjadi hal yang langka.
Kekerasan verbal atau kekerasan dengan kata-kata kepada anak juga sangat banyak terjadi di masyarakat. Kekerasan verbal seringkali dianggap sebagai permasalahan yang biasa dan sepele. Pelaku umumnya tidak menyadari bahwa akibat yang ditimbulkan karena kata-katanya itu bisa berdampak fatal seperti tersinggung, marah, rasa rendah diri, bahkan bisa menimbulkan frustasi hingga bunuh diri.
Akhir-akhir ini ramai dibicarakan baik di media cetak maupun elektronik tentang ungkapan “bahasa toilet” yang diungkapkan oleh seorang pejabat. Ungkapan kemarahan yang disiarkan melalui saluran televisi tersebut tentu menyebar luas dan disaksikan oleh banyak kalangan termasuk juga anak-anak.
Pemimpin, pejabat, dan para tokoh hendaknya berhati-hati dalam berbicara karena berpeluang diikuti oleh anak buah, karyawan, masyarakat atau anak-anak. Jika sopan santun dan budi pekerti yang baik tidak tercermin pada orang-orang dewasa, maka jangan heran, kini banyak anak-anak yang juga tidak bersikap sopan santun dan hormat terhadap orangtua, guru maupun teman.
Cara Menumbuhkan Sikap Sopan Santun.
Sikap hormat dan santun anak-anak tidak akan tumbuh begitu saja. Dan, tidak akan tumbuh juga melalui ceramah atau dengan paksaan. Untuk menumbuhkan budi pekerti yang baik atau akhlak yang baik itu hanya dengan cara keteladanan atau contoh. Sehingga anak-anak yang dihormati akan tumbuh menjadi pribadi yang bermurah hati dan penuh rasa hormat. Menghormati anak mempunyai arti yang luas, bukan saja dalam berbicara maupun berperilaku tapi juga meng-hormati hak-haknya, dan privasinya.
Baca Juga: Ayah, Perhatikanlah Anak Perempuanmu.
Istilah menghormati anak mungkin terkesan janggal karena biasanya anak dituntut harus menghormati orang dewasa. Namun bagaimana anak akan bersikap sopan santun, dan hormat jika mereka pun tidak pernah merasakan penghormatan terhadap dirinya.
Sebagaimana kisah di awal, ternyata di balik seorang anak yang selalu bersikap hormat, berbudi pekerti yang baik, dan menghargai orang lain ada sosok ibu yang memiliki keteladanan dan menyemai sikap mulia tersebut. OLEH IDA S. WIDAYANTI Penulis Buku Serial Catatan Parenting Bahagia Mendidik, Mendidik Bahagia