15.1 C
New York
Kamis, April 24, 2025

Buy now

spot_img

Mengenal Pengobatan Akhir Zaman (PAZ) Al-Kasaw di Ayub Camp

Waktu baru menunjukkan pukul 09.00 WIB, cuaca di Ayub Camp saat itu cukup terik. Hal tersebut tidak menyurutkan beberapa orang untuk melakukan terapi Pengobatan Akhir Zaman (PAZ) dengan menggunakan metode Al-Kasaw.

Beberapa mobil terlihat berjejer untuk mengantar anggota keluarganya yang ingin terapi. Keluhan mereka beragam, seperti syaraf kejepit, permasalahaan pada pencernaan, sampai keluhan pada kepala.

Sementara itu, di serambi ruang tunggu sudah terlihat dua orang wanita paruh baya dan seorang pria ikut mengantri untuk diterapi, berharap kesembuhan segera Tuhan datangkan untuknya dan bisa cepat menjalani hari-hari seperti biasanya.

Masyarakat yang ingin diterapi datang dari daerah Klaten, Jawa Tengah dan sekitarnya, namun ada juga beberapa mobil berplat nomor luar Klaten.

Seperti itulah aktifitas keseharian di Ayub Camp, yang terletak di Desa Sidorejo, Belang Wetan, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.  Ayub Camp sendiri merupakan kantor pusat terapi pengobatan PAZ Al-Kasaw.

Perkembangan terapi kesehatan ini dalam waktu satu dasawarsa ini memang terbilang cukup pesat.  Hal tersebut terlihat dari penyebaran rumah sehat PAZ yang menyebar ke seluruh pulau di Indonesia.

“Sampai saat ini rumah sehat PAZ sudah tersebar di 100 kota se-Indonesia,” kata Anjrah Ari Susanto, salah seorang Founder PAZ kepada Suara Hidayatullah.

Anjrah sendiri merupakan salah satu dari beberapa murid di masa-masa awal yang ditemui Ustadz Haris Moedjahid, sang penemu metode terapi yang di kemudian hari disebut terapi PAZ Al-Kasaw.

Anjrah berkisah, saat itu ia tidak sengaja bertemu dengan pemilik nama asli Aris Hidayat ini. Kala itu Anjrah yang merupakan seorang pengusaha muda sedang mengaji dengan beberapa temannya di sebuah masjid yang tidak jauh dari rumahnya di Klaten.

Di tengah pengajian datanglah Haris yang saat itu tengah menunggu hujan reda untuk berlatih berkuda. Tak lama kemudian Haris memperkenalkan diri untuk memberikan terapi yang saat itu belum ada namanya.

Awalnya, Anjrah yang pernah belajar dan terapi beberapa metode yang berkaitan dengan tulang menganggap remeh ilmu Ustadz Haris. Dalam pemikirannya, ilmu tersebut sama dengan yang lain.

 

Singkat cerita, usai diterapi sekali oleh Haris, penyakit Anjrah yang sudah menahun berangsur membaik. “Sejak tahun 2004 saya memiliki keluhan pada jantung, terkadang nyeri itu datang tiba-tiba di dada sebelah kiri,” kata Anjrah sambil menunjuk ke bagian dadanya.

Alhamdulillah, dengan izin Allah, hanya diterapi sekali dengan waktu cukup singkat nyeri di dadanya berangsur hilang.  Anjrah tercengang, ucapan rasa syukur tidak henti dari bibirnya disertai rasa sedikit tidak percaya bahwa keluhan pada dadanya bisa membaik seketika.

“Saya sudah berobat kemana-mana dan memakai terapi apa saja tetapi hasil maksimal belum saya dapatkan, sampai akhirnya bertemu dengan Ustadz Haris,” ucapnya.

Perkenalan itu berlanjut sampai akhirnya, sambung Anjrah, Ustadz Haris mengaku memiliki metode terapi untuk kesehatan. Saat Anjrah mulai serius ingin belajar, Ustadz Haris kembali ke Belanda.

Ustadz Haris sendiri adalah pria kelahiran Bandung, 9 September 1967. Ia sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).  Di tengah pendidikannya di ITB, ia kemudian lolos seleksi pengiriman mahasiswa ke luar negeri, sehingga membuatnya belajar di Technische Universiteit Delft, jurusan Aeronautical Engineering.

Namun di akhir tahun 2018, Ustadz Haris menghubungi Anjrah dan kawan-kawan. Sekaligus minta mengumpulkan 100 orang yang memiliki keluhan sakit. Kemudian diadakanlah pelatihan pertama pada November 2018 di Masjid Agung Al-Aqsha Klaten dengan peserta 140 orang.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,300PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles