21.4 C
New York
Sabtu, September 14, 2024

Buy now

spot_img

Hadiah Membuat Indah Pernikahan

Penting bagi seorang mengetahui kesukaan, kegemaran dari istri atau suaminya

“Ustadz, sejak menikah hingga sekarang istriku belum mau bicara,” kata Agus.

“Berarti sudah satu bulan ini tidak bicara-bicara?” tanya Ustadz balik.

“Bicara sih Ustadz, tapi sedikit sekali,” katanya dengan wajah agak sedih.

“Oh kalau begitu, sebelum pulang ke rumah, mampir ke toko. Belikan istri hadiah, insya Allah istri luluh hatinyas.”

“Hadiah apa yang bagus, Ustadz?” tanyanya.

“Bisa sepatu, tas atau cincin,” jawab singkat Ustadz.

“Tapi saya belum tahu ukuran kakinya atau jarinya. Belum tahu juga kesukaannya,” katanya agak bingung.

“Justru itu nanti jadi jembatan agar istri bicara. Tapi janjian sama toko untuk tukar barangnya jika tidak pas ukurannya.”

Alhamdulillah, lama tidak ada kabar, tenyata istrinya sudah mau melahirkan. Sekarang dia yang kewalahan melayani istrinya kalau sudah bicara.

Hadiah

Salah satu tabiat jiwa manusia adalah senang terhadap orang yang berbuat baik kepadanya.  Di antara  bentuk kebaikan itu ialah  memberikan hadiah. Maka Rasulullah SAW bersabda:

تَهَادُوْا تَحَابُّوْا

“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani  dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

Hadits di atas menunjukkan, pemberian hadiah akan menumbuhkan rasa cinta di antara sesama manusia. Hadiah menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Arti luasnya, hadiah bisa menghilangkan  kebencian, permusuhan, dan kedengkian.

Itulah yang menjadi sebab disyariatkannya memberi hadiah. Dengan hadiah  akan terwujud kebaikan dan kedekatan antar sesama. Islam mementingkan kedekatan hati dan rasa cinta kepada sesama Muslim. Kewajiban orang beriman adalah menjalin hubungan baik kepada Allah SWT dan sesama manusia sebagai konsekuensi keimanannya.

Hadiah biasanya diberikan pada kesempatan atau moment tertentu. Diberikan kepada siapa saja, yang memang pantas diberikan hadiah. Hadiah adalah ungkapan rasa terima kasih, perhatian, penghargaan, penghormatan dan kasih sayang.

Untuk Istri

Kita bisa saja memberi tanpa mencinta

Tapi kita tidak pernah bisa mencinta tanpa memberi

Kata Salim A. Fillah dalam bukunya “Bahagianya Merayakan Cinta. Memberi hadiah harus dengan rasa cinta atau minimal sebagai ikhtiar untuk mendapatkan cinta.

Memberi hadiah kepada orang lain saja bisa menjadikan kedekatan dan kecintaan, apalagi kepada istri atau orang yang dicintai. Tentu akan menambah rasa cinta dan kasih sayang keduanya. Hubungan keduanya semakin harmonis

Namun terkadang sebagian suami tidak atau kurang memperhatikan hadiah kepada istrinya. Karena nafkah atau uang belanja yang diberikan sudah dianggap cukup sehingga tidak perlu memberikan hadiah kepada istrinya.

Padahal hadiah kepada istri itu bonus dan menjadi nilai lebih dari nafkah. Bentuk dan nilai hadiah tidak semahal atau sebanyak nafkah. Hadiah sifatnya insidentil dan sewaktu-waktu dalam moment tertentu.

Hadiah kepada istri terasa spesial saat diberikan pada moment spesial. Seperti saat merayakan hari pernikahan, hari hijrahnya atau atas prestasi tertentu yang telah dikerjakan oleh seorang istri.

Hadiah kepada istri juga bisa dijadikan motivasi. Misalnya,   “Umi, kalau sudah bisa setor juz 29 sekali duduk, insya Allah Abi berikan hadiah spesial untuk Umi.” Hadiah kadang bisa menjadikan semangat istri untuk melakukan sesuatu yang diinginkan sang suami.

Hadiah juga bisa diberikan dengan tanpa sebab di atas. Seperti saat suami pulang dari luar kota sehingga pulang membawa oleh-oleh berupa hadiah. Tentu hadiah khusus yang berbeda dengan yang diberikan kepada anak-anaknya atau orang lain.     

Sederhana

“Antum  beli hadiah atau oleh-oleh apa untuk istri?” kata Hasan kepada Udin saat persiapan pulang dari luar kota

“Saya tidak biasa dan tidak mau membiasakan membawakan istri oleh-oleh jika  pulang dari bepergian,” jawab Udin

“Lho, memangnya kenapa?”

“ Khawatir jadi kebiasaan (senantiasa diharap) karena saya sering keluar kota. Bisa bangkrut kalau setiap pulang harus membawa hadiah oleh-oleh,” kata Udin

“Apalah artinya uang beberapa rupiah tapi bisa mendapatkan cinta yang tulus dari istri dan anak-anak. Tidak ada artinya sebanyak apapun uang jika tidak mendapatkan cintanya dan tidak mungkin bangkrut untuk sebuah cinta kepada istri,” kata Hasan meyakinkan

“Begitukah?” tanya Udin

“Cinta yang tulus dari istri itu tidak ada nilainya dan tidak bisa ditukar dengan berapapun rupiah yang kita berikan.”

Sebagian istri tidak memandang hadiah dari suami bukan dari harga atau nilanya. Hadiah dari suami senantiasa dipandang spesial oleh istri. Ketulusan suami dengan memberikan hadiah adalah bukti cinta dan perhatian yang luar biasa.

Apalagi kalau hadiah tersebut memang sesuai dengan kesukaannya dan pas di hatinya. Sehingga penting bagi seorang suami mengetahui kesukaan, kegemaran dari istrinya. Kemudian lebih detail lagi mengetahui ukuran baju, sepatu dan jarinya agar saat memberikan hadiah semakin terasa spesial.

Ada beberapa barang yang disukai oleh hampir semua wanita yaitu baju, sepatu, tas dan cincin. Hampir semua istri memiliki banyak koleksi barang tersebut di rumahnya masing-masing.

Hadiah bisa menjadi kejutan untuk istri. Tidak harus pada hari spesial atau hari tertentu dan hadiah juga tidak harus dengan barang yang mewah. Hadiah kejutan ini akan menambah harmonis antara suami dan istri.

Hadiah kejutan cukup sederhana tapi berharga di mata istri, tidak terlupakan dan akan ditunggu kejutan-kejutan berikutnya. Bisa berwujud bunga, satu kota coklat atau buku novel terbaru dan best seller dari pengarang idolanya.

Kejutan hadiah kadang berwujud kecupan di pipi atau  kening karena suatu hal yang menarik. Pada dasarnya istri sangat menyenangi hal-hal yang baik secara tidak terduga, apalagi pemberian hadiah dari suami tercintanya.

Sikap Istri

Seorang  istri yang cerdas dan shalihah harus bijak dalam menerima hadiah dari suami. Meskipun pada awalnya hadiahnya kurang pas, kurang menarik menurut selera, atau ukuran kurang pas. Tetap terima saja dulu, hargai dan ucapkan syukur yang banyak kepada suami dengan ekspresi bahagia. Karena itu wujud dari cinta, kasih sayang dan perhatiannya.

Karena jika langsung dikomentari sinis, dilecehkan apalagi ditolak hadiahnya maka itu sungguh menyakitkan suami. Bisa-bisa hadiah menjadi musibah pernikahan, atau minimal suami trauma untuk tidak pernah lagi memberikan hadiah karena merasa selalu tidak dihargai hadiahnya oleh istri.

Apapun bentuk hadiah dari suami terima dulu dengan riang gembira, nanti di lain waktu baru disampaikan secara santun bahwa hadiah yang bagus itu yang begini atau begitu. Jangan lihat bentuk atau jenis hadiahnya, tapi lihatlah niat tulusnya.

Insya Allah, hadiah bisa membuat pernikahan menjadi semakin indah. Karena saling memberi hadiah adalah Sunnah Rasulullah SAW dan wujud dari cinta dan kasih sayang suami istri.

Penulis: Abdul Ghofar Hadi (Dosen STIS Hidayatullah Balikpapan)

*Artikel ini telah terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Februari 2020

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,000PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles