Ikhtiar bukan menjadi suatu yang penting, tapi jauh lebih penting adalah ridhanya Sang Pencipta. Apa maksudnya?
Mayoritas pengusaha berpikir bagaimana mampu meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dari bisnis yang dia jalankan, termasuk memperbanyak outlet. Tetapi bagi Aresdi Mahdi Asyathry, CEO Minuman Kekinian GleK, keuntungan maupun jumlah outlet bukan menjadi tujuan utamanya berbisnis. Lantas, apa yang dicari?
“Saya pingin itu bukan jumlah outletnya, namun seberapa banyak manfaat untuk orang lain. Kalau kita bisa memberikan kebermanfaatan yang maskimal, otomatis sudah pasti kita akan meraih itu semua,” jelas Ares, sapaaan akrabnya.
Ares menegaskan, bahwa tidak ada orang yang berbisnis tidak mau untung. Orang yang berbisnis pasti ingin untung. Namun, jika mengejar profit berarti fokus orang itu hanya dunia. Kalau cuma bicara profit, pertambahan omset, outlet, penjualan, maupun investor, menurutnya, tujuan orang itu berbisnis adalah mengejar dunia.
“Pegangan kami adalah Hadits Rasulullah SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat buat manusia lainnya. Bukan yang banyak outletnya, atau banyak jabatannya. Itu yang menjadi ruh bisnis kita, yakni memperbaiki iman dan amal shalih,” terang Ares.
Untuk menguatkan pernyataannya, Ares kemudian mengutip al-Qur’an surat an-Nur ayat 55. Di mana Allah menjajikan kepada orang yang beriman serta beramal shalih sebuah kedudukan serta singgasana di muka bumi, sebagaimana yang telah diberikan kepada orang-orang shalih sebelumnya.
Sedekah 51 Persen Hasil Keuntungan
Salah satu upaya menjadi manusia terbaik sebagaimana dalam Hadits Rasulullah, Ares pun menyedekahkan sebanyak 51 persen dari laba bersih yang diperolehnya.
“Kenapa harus 51 persen? Pertama, saya memulai usaha Glek pada usia 32 tahun. Kacamata awam saya, angka 32 itu separuh plus satu usianya baginda Rasulullah SAW. Karena itu, saya pilih 50 persen plus 1 untuk menebus 32 tahun umur saya yang tidak memberikan manfaat bagi banyak orang,” terang Ares
Kedua, Ares meyakini ketika Allah memberikan rezeki sekian lalu separuhnya lebih 1 persen dibagikan untuk kebaikan, maka Allah akan melipatgandakannya kendati bentuknya tidak melulu berupa uang, karena rezeki itu sangatlah luas dimensinya.
Ketiga, pengusaha non Muslim seperti Bill Gates atau Elon Musk menyumbangkan separuh asetnya untuk kegiatan sosial. Sebab itu, sebagai pengusaha Muslim Ares pun tergerak untuk memberikan kontribusi lebih dari apa yang mereka keluarkan, terlebih dengan semangat menolong agama Allah.
“Saya meyakini barangsiapa menolong agama Allah, Allah pun akan menolongnya. Untuk infrastrukturnya pasti Allah siapkan,” tegas pria yang semasa kecil memiliki cita-cita jadi dokter karena ingin memberi layanan kesehatan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
Ares mengungkapkan, sedekah 51 persen itu dialokasikan untuk membangun dua masjid di Madiun dan Cianjur serta satu Rumah Qur’an di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu juga untuk bantuan korban bencana, suport para penghafal al-Qur’an, anak yatim dhuafa, dan sebagainya.
Menurut Ares, kebermanfaatan dari seorang pengusaha harus keluar dari dimensi uang. Jadi bukan hanya menyalurkan profit untuk kegiatan sosial, tapi dimensinya lebih luas lagi. Ia memberikan contoh di antaranya berbagi ilmu serta pengalaman terkait berbisnis, mengumpulkan pakaian layak pakai dari customer untuk korban bencana, memakai bahan baku yang halal, melayani dengan senyum, dan lainnya.
Menjaga Ketaqwaan
Kiat apa saja yang sudah Ares lakukan hingga Glek cepat berkembang seperti saat ini? Pria kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1987 inipun mengaku berusaha meneladani apa yang sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika menjalankan sebuah bisnis.
“Misalnya tidak menahan upah karyawan, tidak menggunakan bahan yang haram, menjauhi praktik riba, melayani cutomer dengan baik, tak mengurangi timbangan, dan sebagainya,” kata Ares merinci.
Ares menjelaskan, kiat manusia dalam bisnis atau sering disebut ikhtiar, itu hanya 1 persen, 99 persen adalah ridhanya Allah SWT. Jadi, bukan ikhtiar yang bikin kita sukses, tetapi ridhanya Allah SWT. Ikhtiar, menurutnya, bukanlah hal yang utama.
“Dari mana ridhanya Allah SWT? Dari orangtua kita; istri anak, dan sanak keluarga kita; guru-guru kita; anak-anak yatim; penghafal al-Quran dan orang-orang baik di sekitar kita. Dari mereka semua ridhanya Allah turun sehingga banyak kemudahan terjadi,” papar Ares.
Salah satu ikhtiar yang dilakukan Ares adalah menjaga kualitas produk. Namun, ia menekankan ada hal fundamental lebih utama, yaitu menjaga ketaqwaan agar tak luntur dengan berusaha mengerjakan shalat fardhu tepat waktu serta istiqomah.
Kini, sudah ada 46 outlet Glek yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Nganjuk. Sistem yang digunakan adalah kemitraan, dimana pembagian profitnya adalah 1/3 untuk Glek, 2/3 untuk mitra. Nah, apakah Anda tertarik untuk bergabung menjadi mitra Glek?
Penulis: Achmad Fazeri/Suara Hidayatullah
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Agustus 2022