Tahun 2022 ini, Baitul Wakaf (BW) memasuki tahun keempat kiprahnya. Telah banyak hal yang bisa ditapaktilasi, sebagai bahan evaluasi dan proyeksi.
Alhamdulillah, sejumlah program yang digulirkan telah berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah dan sektor swasta juga memberi apresiasi, antara lain:
- Apresiasi dari Kementerian Agama sebagai pendamping program inkubasi wakaf produktif
- Penghargaan dari Indonesia Fundraising Award 2021 sebagai lembaga wakaf dengan penghimpunan wakaf sosial terbaik
- Apresiasi dari crowdfunding amalsholeh.com sebagai lembaga wakaf yang berkontribusi dalam program al-Qur’an untuk Pesantren dan Dai Pedalaman.
Literasi Wakaf
Aksi BW dimulai dengan langkah yang sederhana, yakni bagaimana membangun literasi wakaf di tengah berbagai keterbatasan. Pilihannya adalah melakukan kolaborasi dengan berbagai elemen dan ekosistem keuangan syariah.
Kolaborasi tersebut melahirkan antara lain Aksi Wakaf dan Wakaf Fest. Ini adalah program literasi wakaf yang dilakukan secara berkelanjutan.
Sebagai nazhir wakaf produktif yang didirikan ormas Hidayatullah, mengelola wakaf sebenarnya bukanlah hal yang asing. Namun, bagaimana mengembangkan wakaf secara produktif, bukanlah hal yang ringan.
Perlu ada lompatan mindset pengelolaan wakaf, dari membangun umat menjadi memberdayakan umat. Mulai dari penyediaan infrastruktur hingga pengelolaan dengan basis kemandirian yang berkelanjutan.
Tantangan nazhir wakaf di tengah mayoritas umat Islam saat ini adalah literasi wakaf yang masih rendah. Rilis Badan Wakaf Indonesia (BWI), Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS), dan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, nilai Indeks Literasi Wakaf (ILW) secara nasional adalah 50,48, masuk dalam katagori rendah. Nilai Literasi Pemahaman Wakaf Dasar adalah 57,67, sedangkan nilai Literasi Pemahaman Wakaf Lanjutan 37,97.
Namun dalam perjalanan hingga akhir 2021, antusiasme terhadap wakaf menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini antara lain ditandai dengan semakin banyaknya kajian-kajian tentang wakaf, bermunculannya lembaga pengelola wakaf, serta semakin beragamnya program wakaf. Kepercayaan untuk menunaikan wakaf juga semakin tumbuh.
Kompetensi
Di tengah ragam tantangan pengelolaan wakaf, BW tidak henti mengembangkan kompetensi. Hal ini merupakan bagian untuk menumbuhkan kesadaran dan menjaga amanah dalam pengelolaan wakaf. Tidak sekadar berhenti sebagai lembaga penghimpun, namun juga bisa menyebarkan semangat dan menjadi inspirasi berbagi.
Tahun 2021, misalnya, BW mengutus anggota untuk mengikuti sertifikasi nazhir wakaf perdana yang diselenggarakan oleh BWI dan Kemenag. Sertifikasi ini meliputi perencanaan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, serta skema perencanaan penerimaan harta benda wakaf.
Pada tahun 2022 ini, BW akan mengembangkan eksistensi wakaf produktif sebagai kapital utamanya. Hadir program-program yang dimulai dari wakaf langsung seperti masjid, yang kemudian dikreasi menjadi kawasan berbasis wakaf produktif. Kami mengusung tema zona wakaf produktif.
Gambarannya, program ini berupa pendirian masjid dari wakaf. Di atas lahan wakaf tersebut kemudian dilengkapi dengan sarana pendidikan, pertanian, dan perikanan sebagai basis kemandirian. Pengelolaan wakaf produktif ini berkolaborasi dengan Pesantren Agro Indonesia.
Untuk menjaga financial sustainability dana wakaf dan berkontribusi pada sektor riil, BW mengembangkan investasi melalui minimarket dengan brand Sakinah Mart. Tujuannya agar pengelolaan wakaf produktif tidak hanya mendapatkan keuntungan dan bagi hasil yang disalurkan kepada mauquf ‘alaih (penerima manfaat), tapi juga mendorong sektor ekonomi.
Begitu juga dengan invetasi pada sektor yang telah berjalan saat ini melalui peternakan, perikanan, perkebunan, dan pertanian melalui wakaf sawah produktif. Selain menjaga agar aset wakaf tunai tetap aman, juga berdampak langsung pada sektor ekonomi sosial masyarakat.
Sektor program wakaf langsung atau sosial tetap berjalan sebagai fungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dana wakaf yang diterima akan langsung disalurkan kepada objek program wakaf.
Terkait program ini, BW pada tahun 2021 telah membangun 21 titik Sumur Wakaf Produktif di pedesaan, pesantren, dan masjid yang mengalami krisis air bersih. Alhamdulillah, sebagian sumur mampu menghidupkan ekonomi dan pertanian pedesaan dan pesantren.
BW juga telah membangun tiga masjid di pelosok dan pedalaman. Dari program membantu mewujudkan sarana ibadah dan pendidikan ini, total penerima manfaatnya berjumlah 2.805 jiwa.
Wakaf Semakin Mudah
BW terus berupaya mengembangkan akses dan kemudahan berwakaf. Laman www.baitulwakaf.id kini telah dilengkapi multi channel kemudahan. Juga bekerjasama dengan sejumlah Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWU), Fintech, dan e-commerce yang menyediakan beragam fitur, sehingga keutamaan menunaikan wakaf bisa dilakukan oleh berbagai kalangan.
Dengan adanya kemudahan menunaikan wakaf, seiring dengan meningkatnya literasi keutamaan wakaf, semoga jariyah ini tidak sekadar menjadi ibadah tersier yang identik dilakukan oleh kalangan the have (kaya). Potensi wakaf pun bisa tumbuh secara signifikan pada tahun ini dan seterusnya.
Semoga semakin banyak aset wakaf yang makin berkembang, produktif, serta semakin luas penerima manfaatnya. Dengan demikian, wakaf bisa berkontribusi lebih besar dan luas untuk mengurangi kesenjangan ekonomi melalui pemberdayaan wakaf produktif. Baitul Wakaf akan senantiasa hadir sebagai saluran produktif amal jariyah umat.*
Penulis: Rama Wijaya (Direktur Baitul Wakaf)
Tulisan ini terbit di Majalah Suara Hidayatullah edisi Februari 2022.